Pages

Subscribe:

Jumat, 07 September 2012

Konsep Airport City



 
 (Sumber : http://allkoreanlovers.wordpress.com)




Salah satu sarana yang paling banyak dipakai dalam  menjalankan aktivitas pepindahan penduduk dan barang antar negara adalah bandar udara. Tingginya penggunaan bandara oleh masyarakat ini menjadikan pengelolaan bandara membutuhkan perhatian khusus dari pengelolaannya.Bagi pengelola bandar udara, semakin banyaknya aktivitas dan kebutuhan customer di bandar udara dapat dijadikan sebagai peluang sekaligus tantangan. Hal ini disebabkan peningkatan aktivitas di bandar udara, yang  dapat membuat  bandara mengalami overcapacity. Jika overcapacity ini tidak ditangani dengan tepat maka dapat mengakibatkan berkurangnya kepuasan konsumen pada layanan bandara, hilangnya customer bandara, maupun munculnya konsekuensi biaya penanggulangan resiko. Namun, apabila dapat disikapi dengan bijak oleh pegelola bandara melalui perkembangan bisnis dapat menciptakan peluang bisnis baru dengan pasar yang potensial.

Sebagai suatu bentuk industri, jasa pengelolaan bandara merupakan strategi dalam menyeimbangkan supply dan demand. Supply pada pelayanan jasa kebandarudaraan berasal dari sumber daya dan kemampuan  perusahaan pengelola bandara dalam memenuhi kebutuhan customer. Semakin tinggi supply yang diberikan, pengelola bandara menuntut timbal balik berupa pembayaran tarif  yang tinggi pula. Sedangkan, demand pada pelayanan jasa kebandarudaraan terbentuk oleh kebutuhan customer akan fasilitas pendukung transportasi maupun gaya hidup yang berkualitas dengan biaya yang rendah.
Mengingat akan keseimbangan pasar yang ingin dicapai, pengelola bandara perlu mengatur startegi dalam memberikan layanannya. Salah satu startegi yang sedang berkembang saat ini adalah perubahan paradigma City Airport menjadi Airport City seperti yang telah banyak digunakan oleh bandara- bandara internasional dunia seperti Changi Airport Singapur dan Inchon Airport Korea Selatan.
Konsep Airport City muncul sebagai jawaban atas tuntutan global terhadap kebutuhan transportasi dan gaya hidup customer sekaligus pencapaian profit perusahaan pengelola bandara. Dengan demikian, bandar udara tidak hanya menjalankan fungsi konvensionalnya sebagai fasilitator antara maskapai penerbangan dan penumpang pesawat, tetapi juga menjalankan fungsi bisnis secara menyeluruh. Hal ini dapat diartikan bahwa bandar udara berorientasi pada pencapaian profit dengan pemanfaatan seluruh sumber daya yang dimiliki dengan menjalankan unit- unit bisnis lain. Adapun unit- unit bisnis yang dapat dijalankan oleh bandar udara dengan konsep Airport City meliputi: pusat perbelanjaan, tempat eksibisi dan konferensi, hotel, jasa pengiriman kargo, serta pusat hiburan.     
Dalam kaitannya dengan bisnis kebandaraudaraan, konsep Airport City memiliki peranan penting dalam pencapaian customer satisfaction, economic contribution, dan  environment conservation. Hal ini dikarenakan  proses bisnis yang dijalankan sudah terintegrasi, sehingga interaksi antar  stakeholder  (customer, pengelola bandara, pengusaha) bisa berjalan selaras dan saling menguntungkan. Dari segi customer satisfaction,  konsep Airport City akan membuat customer merasa lebih puas karena bandara telah dilengkapi berbagai fasilitas yang mereka butuhkan. Dari sisi environment conservation, konsep Airport City memberikan peluang bagi tumbuhnya kawasan bisnis di sekitar bandara, sehingga aktivitas ekonomi masyarakat semakin mudah dan berkembang lebih pesat. Sementara itu, dari sisi economic contribution, pengelola bandara dapat memperoleh keuntungan dari dua aspek. Aspek pertama yaitu peningkatan pendapatan yang berasal dari Airport Service Charge yang berkorelasi dengan peningkatan kepuasan customer. Sedangkan, aspek yang kedua adalah pendapatan yang berasal dari kerja sama usaha seperti konsesi dan sewa tempat di wilayah bandara. Aspek kedua inilah yang akan menjadi sasaran kontribusi pendapatan terbesar pengelola bandara dalam konsep Airport City.

0 komentar:

Posting Komentar